Teknologi diciptakan untuk memudahkan manusia dalam setiap aspek kehidupan. Selama teknologi itu dapat secara efektif, efisien dan tepat guna, maka teknologi akan berkembang pesat, seperti halnya teknologi komunikasi data yang mengalami perkembangan cukup signifikan selama beberapa tahun terakhir.

Beberapa waktu terakhir ini Sigfox Indonesia mencoba untuk memperkenalkan teknologi 0G untuk kebutuhan Internet of Things. Teknologi ini memenuhi semua aspek yang dibutuhkan: efektif, efisien dan tepat guna untuk mengirimkan data digital dengan volume kecil. Salah satu aplikasinya adalah untuk kebutuhan agrobisnis atau budi daya.

IoT mungkin merupakan salah satu teknologi yang dapat mengatasi kendala yang ada di lapangan untuk kebutuhan agribisnis/budidaya. Beberapa kondisi yang harus bisa dipenuhi untuk teknologi yang diadopsi pada sektor tersebut antara lain: penerapannya harus mudah dan sederhana, minim pemeliharaan, menggunakan sumber daya yang minimal, dan dapat diandalkan.

Dalam kegiatan budidaya, recording atau pencatatan data merupakan salah satu kegiatan yang menjadi rutinitas oleh para operator maupun manajer kandang. Dari berbagai catatan/recording yang dilakukan setiap hari oleh operator kandang, selanjutnya akan menjadi bahan referensi oleh manajer flock dalam menentukan keputusan.

Biasanya data yang dicatat oleh operator kandang meliputi umur, bobot badan harian, jumlah pakan yang digunakan, pemberian obat, vitamin, serta pemberian vaksin yang digunakan. Padahal, sebetulnya masih banyak parameter yang bisa menentukan keberhasilan dari kegiatan budi daya diluar yang biasa dilaporkan oleh operator kandang. Misalkan, kecepatan angin dalam kandang, kelembaban, suhu rataan harian, serta konsumsi air minum.

Jika semua dilakukan oleh operator maupun manajer kandang, maka tentu akan menyita waktu dan tenaga. Apalagi kalau populasi ternak yang dipelihara hanya ribuan atau bahkan ratusan ribu. Tentu akan sangat menyita waktu, tenaga dan pikiran. Manusia memang memiliki daya analisa yang kuat, namun memiliki banyak sekali pekerjaan yang harus dilakukan setiap harinya, sehingga pencatatan yang dilakukan oleh manusia bisa jadi tidak akurat. Oleh karena itu muncul sebuah ide, mampukah sebuah alat atau mesin tersebut menggantikan pekerjaan pencatatan satu parameter spesifik?

Di era digitalisasi, semua pekerjaan seputar pencatatan secara digital sangat mungkin dilakukan oleh sebuat alat ataupun perangkat Internet of Things yang didukung oleh jaringan 0G. Penerapan alat atau perangkat Internet of Things ini juga dapat menjamin tingkat akurasi.

Apabila data tersebut diperoleh secara teratur, maka komposisi pakan ternak yang paling sesuai untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal bisa diperoleh, dengan mempertimbangkan beberapa faktor eksternal. Seperti pencatatan suhu kandang unggas yang bisa lebih termonitor perubahannya sehingga bisa diambil tindakan yang tepat untuk menjamin pasokan unggas atau produk lainnya.

Keuntungan lainnya dalam penerapan IoT dalam kegiatan budidaya dapat memberikan efisiensi dalam kegiatan budi daya, seperti meminimalisir pakan yang terbuang, dan bisa langsung mengetahui jumlah pakan yang sudah dikonsumsi oleh ternak.

Produktivitas akan meningkat, karena ada beberapa keputusan harusnya diambil secara lebih baik dan informasi yang diterima juga lebih akurat. Misalnya keputusan untuk memberikan pakan ternak dan jumlahnya. Maka otomatis biaya untuk pakan bisa ditekan seefisien mungkin, karena salah satu tujuan penggunaan teknologi adalah efisiensi.

Saat ini penerapan teknologi dalam kegiatan budidaya perunggasan, lebih banyak dilakukan oleh para peternak yang menerapkan sistem closed house dalam kegiatan budidayanya. Namun, tidak tertutup kemungkinan para peternak dengan sistem open juga menerapkan teknologi dalam usahanya.

Akan tetapi, untuk urusan digitalisasi atau proses merubah berbagai data parameter teknis tersebut ke dalam bentuk digital, masih sangat sedikit. Berbeda dengan sektor pertanian dan akuakultur yang sudah relatif lebih dulu dalam proses adopsi dan adaptasi digitalisasi dalam kegiatan budidaya.

Dunia pertanian secara umum, dimana perunggasan termasuk di dalamnya, memiliki potensi sangat besar dalam penerapan Internet of Things (IoT) untuk urusan peningkatan produktivitas. Karena dengan penggunaan IoT manajer bisa mendapatkan data yang akurat secara real time, sehingga setiap keputusan yang diambil dalam kegiatan budi daya selalu berdasarkan realita data di lapangan.

Urgensi penerapan IoT dalam kegiatan budidaya mungkin akan sulit untuk digeneralisasi karena perlu dilihat apakah penerapan teknologi itu memang akan memberikan manfaat yang positif bagi kegiatan usahanya. Tujuan penerapan teknologi sejatinya untuk mendapatkan manfaat yang positif, sehingga parameter tersebut yang sebaiknya digunakan jika akan memanfaatkan teknologi.

Jika pertanian atau perunggasan dengan luas lahan yang besar, atau jumlah unggas yang sangat banyak, penerapan teknologi khususnya penggunaan IoT yang tepat bisa memberikan manfaat yang positif.

Penggunaan IoT akan mempermudah pelaku usaha untuk memonitor seluruh asetnya. Contohnya pada industri perunggasan, pelaku usaha dapat menggunakan perangkat IoT yang dipasang disetiap unggas agar dapat dipantau lokasinya bahkan kesehatannya.

Pilihan teknologi yang digunakan tentunya harus melihat tujuan dan manfaat yang ingin dicapai, serta kendala yang mungkin dihadapi karena lingkungan sekitar yang berbeda dibandingkan dengan industri lain. IoT mungkin merupakan salah satu teknologi yang dapat diadopsi, tentunya yang dapat mengatasi kendala yang ada di lapangan.